Minggu, 22 Januari 2017

Bisnis Endorsement di Media Sosial

Tulisan 4

Bisnis online menjadi bisnis yang banyak digeluti anak muda. Selain tidak membutuhkan modal besar, bisnis ini juga mudah karena hanya melakukan promosi secara online. Salah satunya bisnis endorse ment .

Endorsement menjadi strategi bisnis yang mudah. Sebab sistem ini mempromosikan produk melalui seorang endorser. Endorser adalah sebutan untuk seseorang yang membantu proses promosi dalam bisnis endorsement . Cara ini memang tidak dilakukan secara gratis karena ada timbal balik yang didapatkan para endorser dan online shop (olshop) .

Olshop akan mendapatkan promosi, sedangkan untuk endorser akan mendapatkan penghasilan. Biasanya endorsement lebih banyak dilaku kan artis. Namun, seiring perkembangan media sosial, tak hanya publik figur yang bisa melakukan bisnis ini. Mahasiswa pun sekarang banyak yang merambah bisnis ini.

Bisa Mencapai Miliaran Per Posting

Contohnya adalah seorang beauty blogger bisa menghasilkan lebih dari 2 kali lipat UMP DKI Jakarta hanya dengan tiap hari menulis ulasan lisptik atau perona pipi atau eye shadow, tarifnya bisa jor-joran bagi seorang pesohor di media sosial dengan jumlah pengikut jutaan.

Di Indonesia, tarif seorang seleb Twitter bisa jutaan untuk satu twit. “Ada yang tarifnya Rp 5 juta per twit atau status Facebook, bahkan lebih” ucap Dian Paramita, yang kerap menyusun strategi pemasaran di media sosial.

Sayang, Dian enggan menyebut nama. Ia hanya menyebut bahwa pengikutnya mesti jutaan. Tapi dengan angka itu, Anda bisa bayangkan jika sang seleb bisa mendapat tawaran “job” dengan mengunggah satu kiriman per hari saja di Facebook. Untuk sebulan, ehm, Rp150 juta bisa nangkring di rekening.

Data Captiv8 yang dikutip The Economist menyebut angka yang lebih gila lagi. Seseorang dengan dengan pengikut sebanyak 3-7 juta bisa mengecas harga rata-rata $93.750 per status Facebook dan $75.000 per post di Instagram atau Snapchat. Berapa dalam rupiah? Kira-kira Rp975 juta per sekali kerja cekrek foto di Instagram.

Jika Anda mau lebih kaya lagi, jadilah pesohor di Youtube. Untuk jumlah follower yang kira-kira sama, jumlah pendapatannya berlipat. Untuk satu post, seleb-seleb gambar bergerak ini dihargai sekitar $187.500 atau Rp2,4 miliar.

Tentu, data-data itu ada konteksnya, terkhusus untuk Amerika Serikat. Tapi, angka itu bisa memberi ilustrasi pentingnya ahli pemasaran untuk benar-benar menguasai modus kerja era internet yang dihidupi para native digital.

Menurut The Economist, media sosial pendatang baru macam Snapchat meraih 40 persen anak muda Amerika berumuran 18-34 tahun setiap harinya. Belum lagi Instagram.

Di media-media sosial berbasis berbagi gambar ini, konsumer benar-benar merasa bisa mengakses idola-idola mereka. Lain dengan era radio dan televisi di mana ada yang menjadi perantara atau medium di antara konsumer dengan idola yang menjadi bintang iklan.

“Itu memungkinkan para sponsor berinteraksi dengan audiens target mereka dengan cara yang tak bisa dicapai oleh periklanan tradisional. Maka, permintaan dari para pemasar untuk saluran-saluran ini membuat media sosial menjadi wilayah menguntungkan bagi mereka yang pengikutnya banyak,” begitu yang ditulis The Economist.

Efeknya Tunai

Dengan biaya endorsement semahal itu, apakah hasilnya benar-benar sepadan bagi produsen dan pemasar? Jawabannya, menurut Marketwatch: iya.

Satu endorsement saja bisa segera meningkatkan penjualan sebesar 4 persen. Efeknya bisa lebih besar lagi jika merek itu bisa menemukan nama masyhur untuk memengaruhi audiens mereka.




sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar