Jumat, 07 Oktober 2016

MACAM - MACAM IKLAN YANG MELANGGAR ETIKA

Tugas 1


Iklan merupakan salah satu media untuk mempromosikan suatu produk agar produk tersebut dikenal oleh masyarakat umum. Media iklan yang marak menampilkan produk-produk
untuk di promosikan yaitu melalui media iklan televisi. Televisi merupakan media yang sangat strategis untuk mempromosikan produk-produk agar masyarakat mengetahui
serta melakukan pembelian. Tetapi lewat media televisi banyak iklan - iklan yang ditayangkan tidak masuk akal bahkan banyak juga mengabaikan etika dalam menayangankan
iklan tersebut. Di era globalisasi sekarang ini, bentuk persaingan bisnis sudah semakin ketat dan kompleks. Demi tercapainya target yang telah ditetapkan oleh managemen,
banyak perusahaan - perusahaan menerapkan segala cara, meskipun harus mengabaikan etika atau norma-norma bisnis yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Sering kita
jumpai pada iklan di media televisi saling menjatuhkan produk satu dengan produk lainnya.

1.  Salah satu produk yang saling menjatuhkan contohnya yaitu produk shampoo.
 Shampoo merupakan suatu produk yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang menempel pada rambut. Produk shampoo dibutuhkan oleh hampir seluruh lapisan
masyarakat. Shampoo merupakan salah satu kategori produk toiletries  dengan tingkat persaingan yang ketat. Dimana produsen besar terus berlomba-lomba melakukan promosi produknya melalui perang iklan televisi yang semakin gencar. Setiap hari siaran televisi dipenuhi oleh iklan shampoo A, B dan C yang memasang bintang iklan dari kalangan selebritis dan model papan atas. Dari iklan yang ditampilkan perusahaan tersebut berlomba-lomba untuk memberikan hasil yang terbaik dan berusaha agar konsumen melirik produk tersebut sehingga melakukan pembelian secara terus-menerus. Iklan yang ditampilkan terkadang saling menjatuhkan satu sama lain dan selalu menggunggulkan produknya lebih baik dibanding produk pesaingnya.


  • Iklan shampoo A

Shampoo A mempromosikan produknya dengan menampilkan penyanyi ternama. Pada iklan tersebut sang penyanyi  memperlihatkan rambutnya yang semula rontok dan berketombe, tetapi setelah menggunakan shampoo A dia menyatakan bahwa rambutnya tidak rontok bahkan ketombe hilang setelah menggunakan shampoo tersebut. Sang penyanyi juga menyatakan shampoo A sebagai shampoo terbaik dan tidak menjadi duta shampoo lain.
  • Iklan shampoo B dan C
Shampoo B lebih dulu diperkenalkan dibandingkan shampoo C. Tidak jauh berbeda dengan iklan yang ditayangkan keduanya. Kedua shampoo tersebut mempromosikan produknya dengan menampilkan artis dan penyanyi yang sama-sama terkenal, yang menampilkan rambut indah setelah menggunakan shampoo tersebut. Pada shampoo B selain menampilkan artis terkenal mereka juga lebih meyakinkan konsumen dengan bekerja sama oleh para pakar rambut di dunia. Shampoo B juga menampilkan Performance sang penyanyi pria bagi wanita yang beruntung menggunakan shampoo B.
Pada shampoo C mereka juga menampilkan model dan penyanyi terkenal, mereka juga menyatakan bahwa shampoo C adalah shampoo terbaik dan para artis tersebut menampilkan rambut indah setelah menggunakan shampoo tersebut. Selain menampilkan rambut indah para artis juga menyatakan bahwa shampoo C lebih baik dan mereka berkata C I Love It.

Produk-produk shampoo yang mempromosikan shampoonya melalui media iklan televisi masih kurang baik. Hal ini disebabkan produk yang ditayangkan saling menjatuhkan satu sama lain, dan juga belum terbukti kenyataannya seperti yang diperlihatkan oleh artis-artis pada produk shampoo tersebut. Konsumen juga merasa dibuat bingung untuk memutuskan produk shampoo mana yang sesuai dengan jenis rambut para konsumen.
Etika secara moral para produsen juga harus menjalankan kewajibannya untuk bertanggung jawab atas iklan yang ditayangkan. Bertanggung jawab atas memberikan informasi yang jelas agar para konsumen tidak merasa kecewa telah menggunakan produknya. Dan memberikan fakta bukan janji-janji palsu atas penayangan iklan produk mereka.
Berdasarkan sudut pandang keadilan konsumen, kenyataannya masih banyak konsumen yang belum mendapat keadilan penuh setelah menggunakan produk shampoo. Hal ini dikarenakan produsen shampoo memasang iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kenyataan bahwa tidak semua warga Indonesia yang memiliki rambut lurus dan indah, tetapi iklan-iklan shampoo yang ditampilkan dimedia televisi menampilkan artis-artis yang setelah menggunakan shampoo tersebut akan memiliki rambut lurus, indah dan tidak rontok, kenyataannnya tidak semua orang yang memakai shampoo akan memiliki rambut lurus dan tidak rontok.

2. POMPA AIR "X"



Iklan pompa air ini mengandung unsur SARA yang melanggar kesopanan. Dalam iklan terdapat adegan seorang wanita yang sedang mencari obat kuat, namun dia ditawari pompa air. Kemudian, dengan wajah menggoda wanita tadi disiram air oleh pasangannya. Iklan ini dikhawatirkan membuat para penonton khususnya anak – anak dan remaja berpikiran kotor setelah melihat iklan ini. Padahal dalam EPI dijelaskan secara jelas bahwa "iklan harus disajikan dalam bahasa yang bisa dipahami oleh khalayak sasarannya, dan tidak menggunakan adegan yang dapat menimbulkan penafsiran selain dari yang dimaksudkan oleh perancang iklan tersebut"

3. IKLAN "MIE S" MELECEHKAN PROFESI GURU



Tayangan yang terdapat dalam iklan tersebut tidak memperhatikan norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan sekolah, memperolok tenaga pendidik (guru) dan merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Adapun adegan pelanggaran yang dimaksud dalam iklan “Mie S” yakni adegan seorang guru yang memegang sebuah produk mie dan di kepalanya bertengger seekor ayam.

Pendapat :
Demikian beberapa contoh iklan yang melanggar etika. Iklan - iklan tersebut tidak seharusnya dipublikasikan di media karena terdapat unsur tidak mendidik, pornografi, tidak etis, dan melanggar etika bisnis. Sebelum iklan dibuat, perhatikan terlebih dahulu maksud dan tujuan iklan tersebut sudah memenuhi etika periklanan atau belum. Sehingga tidak menjatuhkan atau melecehkan pihak-pihak tertentu. Segi kesopanan juga penting diperhatikan, tidak boleh mengandung unsur pornografi.

Kesimpulan :
Banyaknya iklan yang melanggar etika, membuat pemerintah harus lebih ketat lagi dalam memantau iklan-iklan yang beredar luas di media seperti televisi. Dan kita sebagai masyarakat yang melihat iklan tersebut sebaiknya menyikapi dengan bijak.


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar